Hadits Wacana Ibadah Shalat Idul Fitri Dan Idul Adha


Hadits wacana Ibadah Shalat Idul Fitri dan Idul Adha Hadits wacana Ibadah Shalat Idul Fitr Hadits Wacana Ibadah Shalat Idul Fitri Dan Idul Adha

Hadits wacana Ibadah Shalat Idul Fitri dan Idul Adha – 1. Dari Abu Said, ia berkata: bahwa Nabi SAW pada hari raya Idul Fitri dan idul adha ke luar mushalla menuju lapangan (padang untuk shalat) maka yang dia kerjakan yaitu shalat, kemudian setelah selesai dia bangkit menghadap kepada manusia, sedangkan insan masih duduk tertib pada shaf mereka, kemudian memberi nasihat dan wasiat (khotbah) apabila dia hendak mengutus tentara atau ingin memerintahkan sesuatu yang telah dia putuskan, dia perintahkan setelah selesai pergi.


2. Jabir RA berkata: Saya menyaksikan shalat ied bersama Nabi SAW dia memulai shalat sebelum khutbah tanpa melakukan adzan dan iqamah, setelah selesai dia bangkit bertekan atas Bilal, memerintahkan insan supaya bertakwa kepada Alloh, mendorong mereka untuk taat, menasihati manusia, dan memeringatkan mereka, setelah selesai dia turun mendatangi shaf perempuan dan selanjutnya dia memperingatkan mereka. (H.R. muslim)


3. Dari Ummu ‘Atiyah RA, ia berkata: Rasulullah SAW memerintahkan kami keluar pada idul fitri dan idul adha baik itu gadis-gadis, wanita-wanita yang haid, maupun wanita-wanita yang tinggal dalam kamarnya. Adapun perempuan yang sedang mengasingkan diri dari mushalla daerah shalat ied, mereka menyaksikan kebaikan dan mendengarkan dakwah kaum muslimin, (mendengarkan khuthbah). Saya berkata: Yaa Rasulullah, bagaimana dengan kami yang tidak mempunyai jilbab? Beliau bersabda: Supaya saudaranya meminjamkan kepadanya jilbabnya. (H.R Jama’ah)


4. Dari Anas bin Malik RA, ia berkata: Adalah Nabi SAW tidak berangkat menuju mushalla, kecuali dia memakan beberapa biji kurma, dan dia memakannya dalam jumlah bilangan ganjil. (H.R Al-Bukhari)


5. Dari Zaid bin Arqam RA, ia berkata: Nabi SAW mendirikan shalat ied, kemudian dia menawarkan rukhshah/kemudahan dalam menunaikan shalat Jumat, kemudian dia bersabda: Barang siapa yang mau shalat jumat maka kerjakanlah. (H.R Imam yang Lima kecuali At Tirmidzi)


6. Dari Amru bin Syu’aib, dari ayahnya, dari neneknya, ia berkata: Sesungguhnya Nabi SAW bertakbir pada shalat ied dua belas kali takbir dalam rakaat pertama tujuh kali takbir dan pada rakaat yang kedua lima kali dan tidak shalat sunnat sebelumnya dan sesudahnya. (H.R Ahmad dan Ibnu Majah)


7. Dari Ibnu Mas’ud RA, bertakbir pada hari raya tasyriq dan lafadz sebagai berikut (artinya): Alloh Maha Besar, Alloh Maha Besar, tidak ada Tuhan melainkan Alloh dan Alloh Maha Besar, Alloh Maha Besar dan bagi-Nya segala puji. (H.R Ibnu Abi Syaibah dengan sanad shahih)


8. Dari Abi Umair bin Anas, diriwayatkan dari seorang pamannya dari golongan Anshar, ia berkata: Mereka berkata: Karena tertutup awan maka tidak terlihat oleh kami hilal syawal maka pada harinya kami masih tetap bersaum kemudian datanglah satu kafilah berkendaraan diakhir siang, mereka bersaksi di hadapan Rasulullah SAW bahwa mereka kemarin melihat hilal. Maka Rasulullah SAW memerintahkan semua insan (umat islam) semoga berbuka pada hari itu dan keluar menunaikan shalat ied pada hari esoknya. (H.R Imam yang Lima kecuali At Tirmidzi)


9. Dari Azzuhri, ia berkata: Manusia (para sahabat) bertakbir pada hari raya saat keluar dari rumah-rumah mereka menuju daerah shalat ied hingga balasannya tiba di mushalla (tempat shalat ied) dan terus bertakbir hingga imam tiba apabila imam telah datang, mereka membisu dan apabila imam bertakbir maka mereka pun ikut bertakbir (H.R Ibnu Abi Syaibah)


Berdasarkan klarifikasi beberapa hadits di atas, menjelaskan kepada kita sebagai umat Islam bahwa shalat ied sangat penting dan sangat dianjurkan untuk ditunaikan alasannya yaitu mempunyai keutamaan dan keberkahan bagi setiap umat Islam yang menjalankannya dengan penuh ketakwaan kepada Alloh SWT.


Sebagaimana pada klarifikasi di atas bahwa shalat ied itu terbagi menjadi dua bagian, yaitu shalat Idul Fitri dan shalat idul adha. Kedua shalat ied ini mempunyai latar belakang dan sejarah yang berbeda, tetapi intinya menawarkan suatu pembelajaran kepada seluruh umat Islam bahwa dalam menjalani kehidupan ini penuh dengan usaha dan pengorbanan. Hal ini sanggup kita rasakan, sebelum melakukan shalat idul fitri kita sebagai umat Islam berpuasa sebulan penuh berjuang melawan hawa nafsu, sedangkan pada hari raya idul adha atau setelah ied kita dianjurkan untuk berkurban bagi mereka yang mampu.


Subscribe to receive free email updates: